Balai Bahasa Sumatra Barat melaksanakan kegiatan Pembinaan Komunitas Baca (PKB) di Kabupaten Solok Selatan tanggal 20—22 Februari 2019 silam. Kegiatan yang dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Solok Selatan tersebut diikuti sebanyak 40 orang peserta. Peserta kegiatan yang dilaksanakan di aula BPKD Kabupaten Solok Selatan tersebut berasal dari unsur pegiat/relawan rumah baca/taman baca masyarakat dan juga melibatkan pustakawan sekolah Se-Kabupaten Solok Selatan.
Kepala Balai Bahasa Sumbar, Drs. Dwi Sutana, M.Hum., dalam sambutannya pada acara pembukaan kegiatan, menyatakan kegiatan ini bertujuan untuk merangsang agar rumah baca semakin bergeliat dan dapat meningkatkan minat baca masyarakat. Ia berharap dengan kegiatan ini akan muncul banyak pegiat-pegiat rumah baca di Kabupaten Solok Selatan. “Tujuan akhirnya yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Dwi Sutana. Ia menambahkan, Balai Bahasa Sumbar siap bekerja sama dengan seluruh pegiat rumah baca/dinas terkait yang ada di wilayah Sumbar dalam rangka mengembangkan kegiatan literasi.
Dwi Sutana juga menyatakan bahwa setelah pelaksanaan kegiatan PKB di delapan wilayah ini, akan dilanjutkan dengan kegiatan Gerakan Literasi Nasional yang akan dilaksanakan di 10 wilayah kabupaten/Kota yang ada di Sumatra Barat. “Dengan kegiatan-kegiatan ini kita berharap rumah baca yang ada di Sumbar akan semakin berkembang, minat baca masyarakat akan meningkat dan semarak literasi akan kian bergema,” ujarnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Solok Selatan, Yalasri, S.E.,M.Si., menyambut baik diadakannya kegiatan PKB di daerahnya. Hal ini menurutnya akan berdampak positif untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Menurutnya, selama ini taman baca yang sudah berdiri di tiap nagari (desa) belum bergerak secara maksimal. Dengan adanya kegiatan ini ia berharap para pegiat TBM terpicu semangatnya untuk melakukan berbagai terobosan yang inovatif dalam mengembangkan rumah baca.
Syuhendri, salah seorang narasumber kegiatan, menyatakan saat ini dibutuhkan sinergi yang lebih kuat antarsesama pegiat rumah baca yang ada di Sumatra Barat. “Kita harus saling bersinergi, saling bantu membantu, dan membuka jaringan yang lebih luas lagi,” ujarnya. Ia berharap, ke depan taman baca bisa lebih bergairah lagi dengan menggelar terobosan-terobosan yang inovatif.
Syuhendri yang juga merupakan pendiri Rumah Baca Tanah Ombak tersebut juga menuturkan, banyak kegiatan-kegiatan yang bisa dilaksanakan di rumah baca untuk merangsang minat baca masyakarat. “Kami di Tanah Ombak, rutin menggelar perpustakaan berjalan dan mendatangi “kantong-kantong baca,” ujarnya. Menjawab pertanyaan para peserta tentang keterbatasan anggaran dalam mengelola rumah baca, Syuhendri menjelaskan bahwa untuk menggerakkan rumah baca, tidak harus menunggu bantuan dari pemerintah, akan tetapi juga bisa dengan melibatkan perusahaan-perusahaan yang ada di daerah dengan memanfaatkan dana CSR.