(0751) 776789 || Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing

Indonesia Menyapa, Dunia Terpesona

Siapa yang tidak tahu dengan sebuah novel berjudul Laskar Pelangi? Atau sebuah lagu berjudul Sempurna? Novel karya Andrea Hirata ini telah meraih kesuksesan internasional yang mengesankan dan membawa nama Indonesia ke pentas global. Begitu juga dengan Lagu Sempurna yang dipopulerkan oleh Andra and The Backbone pada tahun 2009. Lagu ini telah menjadi hit, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Video musiknya telah ditonton jutaan kali di berbagai platform dan lagu ini telah dinyanyikan oleh banyak penyanyi internasional. Kedua karya ini, Laskar Pelangi dan Sempurna, adalah contoh nyata dari bagaimana sastra Indonesia dapat menembus batas-batas geografis dan budaya. Mereka tidak hanya menunjukkan kekayaan dan keunikan budaya Indonesia, tetapi juga membuktikan bahwa bahasa Indonesia dapat menjadi media yang efektif untuk menyapa dunia.

Kembali ke masa lalu, jauh sebelum kemerdekaan, bahasa Indonesia telah menjadi media persatuan bangsa. Pada tahun 1928, para pemuda Indonesia berkumpul dengan semangat juang yang membara. Mereka bersatu dengan tekad yang sama: mengukuhkan tanah air menjadi bangsa yang satu, dengan bahasa yang dijunjung di antara bahasa-bahasa daerah yang ada, yaitu bahasa Indonesia. Bahasa ibarat jiwa bagi sebuah bangsa, lebih dari sekadar alat komunikasi semata. Bahasa berfungsi sebagai jembatan yang menyatukan berbagai suku, serta sarana untuk mewariskan budaya dan sejarah bangsa.

Kini, siapa sangka bahwa bahasa yang lahir dari semangat persatuan ini telah melangkah ke panggung dunia? Pernahkah Anda membayangkan bagaimana jadinya jika bahasa Indonesia mendunia dan diakui secara internasional? Mimpi itu bertahap menjadi kenyataan. Pada November 2023, sebuah kabar gembira datang: bahasa Indonesia resmi menjadi salah satu bahasa resmi di Sidang Umum UNESCO. Pengakuan ini bukan sekadar momen simbolis, tetapi merupakan batu loncatan penting yang menegaskan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional yang berdaya saing. Pencapaian ini tentunya juga memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperkenalkan kekayaan budayanya kepada dunia. Slogan “Adibasa Adiwangsa” yang digaungkan pada Kongres Bahasa Indonesia XII menjadi semakin relevan. Bahasa Indonesia kini berperan sebagai simbol kekuatan nasional, menjadikan negara kita semakin diperhitungkan di tingkat dunia. Hari ini, Indonesia siap menyapa dan membuat dunia terpesona dengan kekuatan bahasanya.

Segenap upaya penguatan eksistensi bahasa Indonesia di kancah global sejatinya merupakan implementasi dari amanah Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, yang menyatakan bahwa “Pemerintah meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan”. Dengan 275 juta penutur dan perannya sebagai basantara di Asia Tenggara, bahasa Indonesia menunjukkan potensi besar untuk menjadi bahasa internasional. Hal ini membuktikan bahwa amanat tersebut bukan sekadar cita-cita, melainkan realitas yang terus kita upayakan.

Dalam menjalankan misi ini, peran Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan pemerintah Indonesia menjadi sangat krusial. Salah satu upaya utama yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Bahasa adalah dengan pengembangan program pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di sekolah dan perguruan tinggi di luar negeri. Saat ini, program BIPA sudah berkembang dengan pesat. Program BIPA menjadi populer dan diminati oleh ribuan pelajar dan profesional di berbagai negara. Hal ini menunjukkan minat yang besar terhadap bahasa dan budaya Indonesia. Ketertarikan mereka tidak hanya pada bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, tetapi juga pada kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia. Keberhasilan penyebaran program BIPA di 54 negara menjadi angin segar dalam peningkatan eksistensi bahasa Indonesia. Jaringan BIPA kini mencakup lebih dari 470 lembaga di Asia Tenggara, Asia Timur, Eropa, Afrika, serta Amerika. Data dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengungkapkan bahwa sejak awal pelaksanaannya, lebih dari 250.000 orang telah terlibat dalam program BIPA. Hal ini menandakan pertumbuhan pesat minat internasional terhadap bahasa Indonesia. Lebih jauh lagi, BIPA membantu meningkatkan citra Indonesia di mata dunia, memperlihatkan bahwa bahasa kita bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga jembatan untuk memperkuat hubungan internasional, memperluas jaringan diplomasi budaya, dan mendorong kerja sama antarbangsa.

Lantas, bagaimana kita, generasi muda, dapat memastikan bahasa Indonesia tetap menjadi kebanggaan bangsa dan bersinar di kancah global?

Pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi sidang UNESCO seharusnya bisa memupuk rasa kecintaan kita terhadap bahasa Indonesia. Komitmen masyarakat Indonesia menjadi jantung yang berdetak kuat dalam menyongsong keberhasilan bahasa yang mendunia. Di balik kilaunya ke dunia internasional, tidak bisa kita mungkiri bahwa bahasa Indonesia juga masih berjuang di negeri sendiri. Era digital telah membuka peluang besar bagi bahasa Indonesia untuk menjangkau lebih banyak penutur di seluruh dunia. Namun, kita juga harus waspada terhadap pengaruh bahasa asing yang semakin kuat. Bahasa Indonesia kini berdiri di persimpangan jalan antara pengakuan global dan tantangan domestik. Bagaimana bisa sebuah bahasa berlaga di panggung internasional jika ia masih belum dicintai penutur aslinya?

Generasi muda bertanggung jawab untuk membawa bahasa Indonesia terus abadi dalam setiap jiwa masyarakat Indonesia. Penting bagi kita untuk meningkatkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia yang pada hari ini dirasa belum maksimal. Kita harus bangga bahwa bahasa ini telah menunjukkan sinarnya di kancah internasional, tetapi kita juga perlu mendorong masyarakat di dalam negeri untuk lebih mencintai dan mempelajari bahasa kita sendiri.

Kita memiliki potensi besar, tetapi potensi ini tidak akan terwujud tanpa aksi nyata. Seperti halnya minat BIPA di negara lain yang sangat tinggi, minat belajar berbahasa Indonesia di negeri sendiri juga harus ditumbuhkan. Menciptakan ekosistem cinta bahasa Indonesia secara berkelanjutan menjadi nilai penting yang tidak boleh diabaikan. Indonesia memiliki banyak sekali komunitas literasi dan taman baca dengan potensi besar dalam peningkatan minat kebahasaan dan kesastraan. Kehadiran taman baca yang seringkali diinisiasi oleh generasi muda menjadi bukti nyata semangat cinta bahasa Indonesia masih terus berkobar. Dengan lokasinya yang berada di tengah-tengah masyarakat, taman baca telah menjadi ruang inspiratif yang berkontribusi dalam membangun masyarakat yang peka terhadap kebahasaan.

Selain itu, mengintegrasikan bahasa Indonesia ke dalam komunikasi digital menjadi garis penentu yang dapat dilakukan. Mendorong penggunaan bahasa Indonesia dalam karya kreatif, seperti film, musik, dan sastra, tentunya dapat memperkaya ekspresivitas budaya kita. Pengajaran bahasa Indonesia harus lebih dari sekadar mengajarkan tata bahasa dan kosakata. Kita perlu menanamkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap bahasa ini melalui pendekatan yang kreatif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Menggunakan literasi digital yang menarik dan relatable, seperti penggunaan konten interaktif dan multimedia, bisa membuat belajar bahasa Indonesia menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.

Dengan langkah-langkah ini, kita dapat memastikan bahasa Indonesia tetap menjadi identitas bangsa, bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional. Mari bergerak bersama untuk menyalakan kembali semangat cinta terhadap bahasa Indonesia di setiap hati anak bangsa. Karena sejatinya martabat suatu bahasa bergantung kepada kita, bangsa penuturnya.

Jadi, siapkah Anda ikut andil dalam misi penguatan bahasa Indonesia dan membuat dunia terpesona?

Unduh Artikel disini