Kepala Balai Bahasa Sumatera Barat, Agus Sri Danardana mengatakan, bahasa gaul yang sedang digandrungi anak muda zaman sekarang tidak berumur panjang.
“Bahasa alay atau bahasa gaul tersebut akan beredar pada komunitas dan tingkatan itu saja, dan generasi akan terus berubah. Namun hal tersebut tetap merupakan suatu yang fatal jika tidak ada perubahan kedepannya,” ujarnya di Padang, Senin.
Ia mengemukakan berbahasa itu sesuai dengan situasi dan kondisi, agar maksud dan tujuan dari pembicaraan tersebut tercapai.
Tujuan berbahasa, jelasn yaitu untuk menyenangkan orang lain, namun saat ini ia menilai hal tersebut belum sesuai dengan sebagaimana mestinya.
Lebih lanjut ia menerangkan ketika orang lain berbicara maka akan nampak bagaimana sikap dan perilaku orang tersebut, karena bahasa sangat berbanding lurus dengan perilaku.
“Ketika kami tertib berbahasa, maka perilaku juga akan bagus karena bahasa merupakan cerminan dari diri kita sendiri,” tambah dia.
Ia mengumpamakan bahasa itu sama dengan manusia, ketika mau belajar dan membaca kamus, maka ia akan teratur dan sesuai dengan tempatnya.
“Namun ketika kami sudah mengabaikan pedoman tersebut, bahasa itu akan menjadi liar dan tidak terkendali, makanya banyak orang yang terkena masalah ketika salah berucap dan berkomunikasi,” sebutnya.
Untuk mengantisipasi terus berkembangnya bahasa gaul tersebut, maka pihak balai bahasa setiap tahun mengadakan penyuluhan dan pelatihan bagi guru.
“Karena kekurangan dan keterbatasan, maka penyuluhan tersebut hanya untuk guru saja, karena kami berfikir ketika guru sudah bisa maka ia akan mengajarkannya kepada siswanya,” tambahnya.
Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat, agar membiasakan berbahasa yang baik untuk mencerminkan pribadi yang baik juga. – (Antara Sumbar-Novia Harlina).