(0751) 776789 || Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing

Dalam rangka menyemarakkan “Pekan Sastra dan Bahasa Balai Bahasa Sumatra Barat 2016”, sekaligus untuk meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap sastra, Balai Bahasa Provinsi Sumatra Barat menyelenggarakan “Lomba Baca Puisi” bagi Siswa SLTP se-Sumatra Barat. Lomba akan dilangsungkan pada Sabtu, 6 Agustus 2016 pukul 08.00—16.00 WIB, bertempat di aula kantor Balai Bahasa Sumatra Barat, Jalan Simpang Alai, Cupak Tangah, Pauh, Padang.

Ketua panitia Mulyadi Esem menyatakan, lomba baca puisi bagi siswa SLTP se-Sumatra Barat sejak lama telah menjadi salah satu agenda rutin tahunan Balai Bahasa Sumatra Barat, Kemdikbud RI. Pada tahun ini lomba tersebut kembali digelar pada hari Sabtu tanggal 6 Agustus 2016 dalam rangkaian acara “Pekan Sastra dan Bahasa Balai Bahasa Sumatera Barat 2016”.

Lomba ini terbuka bagi siswa SMP/MTs. negeri dan swasta di Sumatra Barat. Peserta tidak dipungut biaya apa pun. Setiap sekolah hanya boleh mandaftarkan satu peserta. Peserta bisa mendaftar langsung ke panitia di Balai Bahasa Sumbar, dengan syarat, melampirkan fotokopi identitas pelajar yang masih berlaku, melampirkan surat rekomendasi dari kepala sekolah, dan mengisi lembar biodata yang disertai pas foto 3 x 4 cm (1 lembar) pada hari lomba. Namun, pendaftaran juga bisa dilakukan dengan menelpon dan/atau lewat sms via Mulyadi (081363137279). “Pendaftaran dibuka dari tanggal 11 Juli 2016 sampai 4 Agustus 2016. Namun, jika peserta yang mendaftar sudah mencapai 50 orang, maka pendaftaran dinyatakan ditutup,” kata Mulyadi Esem.

Seperti tahun lalu, tambah Mulyadi, lomba ini hanya berlangsung satu babak. Setiap peserta membaca satu puisi wajib dan satu dari puisi pilihan yang telah disediakan/ditentukan panitia. Puisi wajib adalah “Kotaku Sayang Wahai Kotaku” karya Rusli Marzuki Saria. Sedangkan puisi pilihan terdiri dari : “Jadi Sungai Saja” (Zelfeni Wimra), “Sajak Palsu” (Agus R. Sarjono),” Tanah Air Mata” (Sutardji Calzoum Bachri), “Membaca Tanda-tanda” (Taufiq Ismail), “Huesca” (John Cornford /terjemahan Chairil Anwar), “Misalkan Kita di Sarajevo” (Goenawan Mohamad), dan “Nyanyian Kemerdekaan” (Ahmadun Yosi Herfanda).

Dewan juri yang terdiri atas penyair, kritikus puisi, dan pegiat sastra berpengalaman dari Sumatra Barat, akan memilih 5 orang pemenang, yang masing-masingnya memperoleh dana penghargaan sebesar Rp 2.000.000 (Pemenang I), Rp 1.500.000 (Pemenang II), Rp 1.250.000 (Pemenang III), Rp 1.000.000 (Pemenang IV) dan Rp 750.000 (Pemenang V), ditambah tropi dan piagam.
(Dasril Ahmad-www.gong-online.com).